Program pendidikan tinggi Teknologi Pangan di IPB secara resmi dimulai sejak berdirinya Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian (FATEMETA) pada tahun 1964. Cikal bakal bidang Teknologi Pangan sudah ada di dua fakultas pembentuk IPB yaitu Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan dalam mata ajaran Pengolahan Hasil Hewan, dan Fakultas Pertanian dan Kehutanan dalam mata ajaran Pengolahan Hasil Tanaman. Setelah berdirinya IPB pada tanggal 1 September 1963 dengan lima fakultas, maka fasilitas dan sumberdaya manusia dan bidang teknologinya sudah menyebar di fakultas-fakultas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan sedangkan fasilitas dan sumberdaya manusia Mekanisasi menyebar di Fakultas Pertanian dan Fakultas Kehutanan.
Dalam
rangka mendukung program pembangunan nasional, pemerintah menugaskan
IPB untuk membentuk fakultas baru dalam teknologi pengolahan dan
mekanisasi pertanian. Maka dibentuklah Fakultas Teknologi dan Mekanisasi
Pertanian (FATEMETA) yang terdiri atas 2 Jurusan, yaitu Jurusan
Teknologi dan Jurusan Mekanisasi. Jurusan Teknologi mempunyai 3 Bidang
Studi, yaitu Teknologi Pangan, Teknologi Hasil Perkebunan dan Teknologi
Hasil Hutan, sedangkan Jurusan Mekanisasi mempunyai 2 ”major” yaitu
”Major” Mesin-mesin Pertanian dan ”Major” Konstruksi. Dari Fatemeta ini
pulalah dikembangkan pendidikan Teknologi Hasil Pertanian/ Teknologi
Pangan di Sekolah Kejuruan SMT Pertanian di Indonesia.
Pada
tahun 1968 FATEMETA berganti nama menjadi Fakultas Mekanisasi dan
Teknologi Hasil Pertanian (singkatannya tetap FATEMETA) dengan 2 jurusan
yaitu Jurusan Mekanisasi Pertanian dan Teknologi Hasil Pertanian. Lulusan pertama bidang studi Teknologi Pangan terjadi pada tahun 1971 dengan gelar Sarjana (Ir) Teknologi Hasil Pertanian.
Mulai
tahun 1972 IPB menjadi pionir dalam menyelenggarakan program pendidikan
Sarjana S1 dengan lama belajar 4 tahun yang terdiri atas 8 semester
dengan dua pilihan:yaitu teknologi atau sain. FATEMETA
hanya memilih teknologi. Untuk bidang sains diterapkan pada Program
Pascasarjana. Dalam pilihan bidang teknologi, di samping penguasaan
teori (knowledge) dalam Teknologi Hasil Pertanian/THP, juga dituntut kompetensi keterampilan (skill) dan sikap profesional (attitude),
yang diperkuat dengan kegiatan-kegiatan intensif dalam praktikum dan
demonstrasi produksi dalam Pilot Plant, kunjungan industri, serta
praktek industri/lapang.
Tahun 1981 FATEMETA Jurusan THP berkembang
menjadi dua Jurusan, yaitu Teknologi Industri (TIN) dan Ilmu dan
Teknologi Pangan (ITP). Sementara Jurusan Mekanisasi
Pertanian berganti nama menjadi Jurusan Teknik Pertanian (TEP). Program
Studi S1 di Jurusan ITP disebut Program Studi Teknologi Pangan dengan
gelar lulusannya Sarjana (Ir) Teknologi Pangan, sedangkan Program Studi
S2 dan S3 disebut Ilmu Pangan dan lulusannya bergelar masing-masing
Magister Sains (MS) dan Doktor (Dr). Pada tahun 1989 Jurusan ITP
berganti nama menjadi Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi (TPG).
Pada
tahun 2002, istilah Jurusan berganti nama lagi menjadi Departemen,
sehingga namanya berubah menjadi Departemen Teknologi Pangan dan Gizi.
Pada tahun 2004, Departemen TPG membuka program penyelenggaraan khusus Magister Profesi Teknologi Pangan (MPTP) pada tahun 2004. Program
ini banyak diikuti oleh kalangan industri dan pegawai pemerintah
(terutama BPOM). Dengan adanya penajaman mandat keilmuan Departemen pada
tahun 2005, nama Departemen TPG diubah lagi ke nama awal, yaitu
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) yang mandat utamanya adalah
mengembangkan ilmu dan teknologi pangan, meliputi kimia, mikrobiologi,
rekayasa proses, analisis, mutu dan keamanan pangan.
Sejak
berdirinya hingga sekarang, Departemen ITP telah meluluskan lebih dari
4000 Teknologi Pangan serta S2 dan S3 Ilmu Pangan dan telah bekerja di
berbagai instansi pemerintah dan swasta yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia dan sebagian di luar negeri.
Departemen
ini telah mencapai keunggulan dalam pengajaran dan penelitian serta
memiliki mahasiswa-mahasiswa yang berkualitas. Departemen ini memiliki
reputasi baik dalam kinerja penelitian fakultas, kurikulum, proses
pendidikan, kinerja lulusan, manajemen internal dan organisasi, dan
penciptaan dan perluasan kemitraan yang saling menguntungkan dengan
sektor pemerintah dan swasta, nasional dan internasional. Departemen ini
telah mengadopsi kurikulum ilmu pangan direkomendasikan oleh Amerika
Serikat Institut Teknologi Makanan (IFT) sejak tahun 2003. Adopsi ini
telah diakui Departemen sebagai trend setter dalam pengembangan ilmu
makanan dan pendidikan teknologi di Indonesia.
0 komentar: